Powered by Blogger.
RSS

Islam Politik Vs Islam Budaya




















A.   
Pendahuluan
                Islam adalah agama dan jalan hidup yang holistik, absolute dan universal. Islam juga merupakan tatanan hidup manusia modern, yang dirancang oleh Allah swt.
Sebagai tatanan yang lengkap, dan juga lentur menghadapi zaman dan masa yang panjang. Yang tidak ada lagi nabi setelah rasul pembawa syari’at ini. Tidak seorangpun yang berhak mengklaim kebenaran yang ia dapatkan, sebagai kebenaran holistic yang mutlak, karena kenisbian manusia.

   Aspek yang paling kenthal dalam hazanah peradaban dan dakwah islam adalah interaksi antara peradaban dan politik. Karena politik adalah panglimanya peradaban. Kenyataan terjadinya gesekan-gesekan yang kurang sehat diantara aliran pemahaman dalam islam, justru menjadikan umat islam semakin marginal, khususnya dalam jabatan-jabatan, peran dan otorotas politik. Hal ini merupakan keprihatinan umat yang peduli terhadap mundurnya kedatangan kejayaan islam dan kaum muslimin sebagai suatu sunnatullah.
Makalah ini merupakan catatan pokok-pokok pikiran sebagai bahan diskusi untuk memahami realita kehidupan sosio keberagaman umat islam. Wabil khusus yang dalam bersikap dalam upaya menjaga keseimbangan dalam kehidupan keislaman dan kemasyarakatan.
Selamat berdiskusi,
Semoga mendapat rahmat dan ridlo Allah swt,
B.     Pembahasan
Sejarah Peradaban Islam
     Sejarah peradaban islam bermula dari sejarah dakwah rasul. Sikap hidup, pola piker dan kebijakan public yang dikeluarkan oleh Rasulullah saw merupakan cermin dan sekaligus standar peradaban islam di masa-masa setelah sepeninggal rasulullah saw.
Masa kepamimpinan keagamaan dan politik Nabi sekaligus sebagai tolok ukur kepemimpinan umat islam. Kepemimpinan beliau bersifat integralistik berkeseimbangan antara orientasi politik yang fisioner dengan orientasi tradisionalistik yang cenderung statistic berjalan dalam keseimbangannya.
Pola keislaman yang cenderung sectarian mulai tampak pada sikap para sahabat dalam menghadapi meninggalnya rasulullah. Para sahabat yang sangat mementingkan kehidupan politik sebagai peninggalan nabi yang paling berharga sangat serius membicarakan kepemimpinan politik pengganti Nabi. Semantara para sahabat nabi yang lain mementingkan urusan tradisi perawatan jenazah nabi pada merasakan duka atas meninggalnya baginda rasul.
Menurut sebuah riwayat, bahwa jenazah nabi yang hanya diurus oleh beberapa orang saja (ada yang menyebut 5 orang dan ada yang menyebut 7 orang). Dari keluarga. Dengan bahasa perasaan dan budaya mereka beragama, sedangkan yang lain, mengekspresikan agama dengan rasio dan teks agama. Itulah embrio sikap dikotomis antara islam politis, dan islam budaya di kalangan umat islam.
Selanjutnya sikap keberagaman seperti it uterus menggelinding bagai dua buah bola salju yang jatuh dari puncak gunung salju. Yang terus membesar seiring dengan perjalanan waktu. Sampai dengan sekarang.

Peradaban Islam Kontemporer
     Berbagai pola kehidupan keagamaan yang ada di zaman sekarang, dengan berbagai modifikasinya, merupakan akumulasi agama, manusia dan budayanya. Yang semuanya bersumber dari wahyu dan akal manusia. Yang dari waktu-kewaktu mengalami perkembangan dan bisa, sebagaimana pancaran sinar matahari.
Kenyataan masa kini (kontemporer) akan adanya pemikiran dan sikap keagamaan yang jabariy yang fatalistic ilahiyyah, dan qadariy yang rasionalistik ilahiyyah, dan sunniy yang konvergensif ilahiyyah. Adalah kenyataan ‘idilogis’ umat islam yang tak terelakkan. Adanya sikap politik umat yang formalistik puritanistik, dan essensialistik universal, atau senkretis akomodatif, adalah kenyataan sejarah perkembangan integrasi antara agama dan budaya masyarakat islam, termasuk sikap politis dan humanis antropologis dalam beragama. Mereka semua memiliki landasan pemikiran yang kuat, baik secara sejarah agama maupun sejarah budaya.
-          Plus Minus Islam Politik
Islam politik adalah sebuah “idiologi” umat islam, atau kelompok umat islam yang menjadikan agama islam sebagai “idiologi-politik”. Bahwa agama islam adalah agama yang harus dijadikan idiologi yang mengatur kehidupan berpolitik umat. Islam dipandang dari sudut keterkaitannya dengan penguasaan manusia untuk melaksanakan ajaran agama. Penguasa manusia, baik secara terpaksa maupun suka rela untuk ta’at menjalankan syari’at islam yang ‘diyakini’ sebagai maqsud al-syari’ (Allah).
Gerakan islam politik dan para penganut faham ini, biasanya lebih bersemangat dan actual dalam menjalankan dakwahnya. Mereka lebih jeli dan kritis menyikapi adanya gerakan-gerakan yang bisa menyesatkan umat, berupa; takhayyul, bid’ah dan khurofat. Dapat menjadikan agama islam lebih tampak dalam kehidupan masyarakat majemuk. Musuh-musuh islam akan lebih segan dengan besarnya syi’ar yang dikibarkan oleh kelompok lain.
Sedangkan sisi negative gerakan dan kelompok pemahaman atau ‘idiologi’ ini antara lain ; kesejukan dan kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat dalam kehidupan seringkali menjauh. Menjadikan masyarakat berfikiran sectarian (sepotong-potong) dalam beragama, dapat dirasakan oleh masyarakat. Selain menjadikan para pelakunya seringkali terjebak pada orientasi politik yang ujung-ujungnya pada kepentingan pribadi atau kelompoknya.
-          Plus Minus Islam Budaya
Islam budaya adalah sebuah ‘idiologi’ umat islam, atau kelompok umat islam yang menjadikan agama islam sebagai ‘idiologi-budaya’. Bahwa agama islam adalah harus dijadikan sebagai ‘idiologi’ yang mengatur kehidupan umat manusia. Agama hanya semata-mata menyempurnakan budaya manusia. Selama budaya tidak distruktif terhadap kepentingan menusia sendiri (bahagia dunia-akhirat), maka agama tidak harus interfensi. Islam sebagai tahmatan lil ‘aalamin. Maqdus syari’ (maksud Allah), dengan menurunkannya agama adalah rahmat dan kemaslahatan hidup manusia (di dunia dan di akhirat).
Sisi negative pola dakwah para penganut islam budaya, seringkali kurang peka terhadap gerakan dan perkembangan budaya, yang secara pelan tetapi pasti menggiring manusia kepada kehancurannya sendiri. Mereka larut dan asyik terhadap dinamika kehidupan budaya local masyarakatnya. Sehingga politik islam, rambu-rambu formalism dalam beragama, keaslian dan kearaban islam tertelan oleh budaya local.
Akan tetapi sisi positif gerakan islam budaya, diantaranya adalah; islam sebagai rahmat Allah, secara essensi lebih cepat dirasakan oleh umat manusia. Tidak banyak menimbulkan gejolak social dengan masyarakat menmuk yang ada. Mereka lebih peka terhadap kepentingan pribadi, dan psikologi masyarakat. Mereka lebih akomodatif dan bisa diterima oleh obyek dakwahnya.
-          Sikap Kritis
Sikap kritis yang harus dikembangkan adalah, menjaga keseimbangan (tawazun-tawasuth), dari dua faham tersebut. Kapan harus sosiologis. Seringkali masyarakat nahdliyyyin,terjebak pada sikap sosiologis. Umat terbius oleh siasat para politikus dan musuh-musuh islam, yang berusaha memisahkan antara umat islam dengan politik.
Partai dan jabatan politik dapat diibaratkan sebagai kendaraan. Para politikus dan negarawan sangat faham dengan gambaran itu. Maka para politikus dan juga musuh-musuh islam berupaya dan telah membuat strategi yang sangat bagus sehingga orang-orang sholih dan kebanyakan umat islam merasa ‘jijik’ untuk menaiki kendaraan itu dan bahkan jijik menyentuhnya. Sehingga mereka leluasa memiliki dan menguasai kendaraan tersebut. Sementara umat sebenarnya secara otomatis telah berada di dalamnya, tentunya hanya sebagai penumpang pasif.
Kita juga harus mengkritisi terhadap politisasi agama dan massa. Oleh diri sendiri maupun oleh orang lain. Karena kecenderungan itu sangat besar dan ‘manusiawi’. Mengingat partai politik dan jabatan politik sekaligus merupakan fasilitas untuk berbuat atas nama public umat. Dan pelaku adalah bagian dari masyarakat (publik) itu sendiri. Sehingga susah untuk memilih mana kepentingan pribadi dan mana kepentingan umat. Seorang politikus harus ulul albab, yakni, ahli fikir dan dzikir, atau cendikiawan yang obyektif dan transendentalis.
C.    Penutup.
Demikian pokok-pokok pemikiran yang dapat kami paparkan, semoga menjadi panduan dan inspirasi dalam kajian rutin ini, dan mendapatkan ridlo dan berkah adanya.

Wasalamu’alaikum W.W
Nganjuk; 15 Februari 2008

                                                              Oleh : Kharisudin Aqib


  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

2 komentar:

Unknown said...

tenan to gus iki???

Unknown said...

iya..

Post a Comment